Rabu, 24 November 2010

Peerhiasan yang Paling Indah

Pernahkah teman-teman mendengar kata akhwat? Atau malah dah biasa? Kalau dah biasa, jangan-jangan antum ikhwan? Haha, yang jelas, arti kata akhwat dan ikhwan berbeda dengan makna yang beredar di masyarakat kita. Sebenarnya ikhwan=saudara laki-laki, dan akhwat=saudara perempuan. Berarti aslinya kita semua ikhwan atau akhwat. Namun ternyata di masyarakat, kedua kata itu mengalami penyempitan makna. Yaitu orang yang memiliki ilmu agama lebih dan mendakwahkan islam, senantiasa bertakwa kepada Allah dan mencintai RosulNya. Tapi dalam kesempatan ini arsyil pengen cerita nih mengenai akhwat. Sebab jujur, aku jatuh hati sama mereka.

Sesungguhnya dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita (isteri) yang sholehah. (HR. Muslim)



Subhanallah, Allah menciptakan waktu tak pernah bertabrakan antara satu dan lain. Sehingga waktu pun mengalir terus dan tak pernah sekalipun mengok ke belakang. Hingga salah satu dari waktu itu mengantarkanku pada saat ini. Yaitu saat dimana aku sedang kuliah di Undip dan beremu dengan saudara-saudaraku yang senantiasa beriman kepada Allah dan RasulNya. Satu hal yang jelas, duniaku saat ini berbeda beberapa waktu yang lalu. Ketika dimana aku sedang mengarungi waktu di Pangkalan Bun (kota asalku-red). Ketika akhlak sebagian besar umat disana masih perlu didakwah dengan indahnya Islam. Bahkan mungkin bisa dibilang wanita seperti “akhwat” pun sulit sekali dijumpai. Malah (maaf), yang menutup perhiasan kepala dengan jilbab masih sedikit sekali. Sebagai contoh sewaktu SMA, di kelasku yang berisi 37 orang, hanya 1 orang yang memakai jilbab. Waallahualam, semoga saat ini teman-teman lainnya sudah menjadi wanita yang telah menyempurnakan penutup aurat mereka.

Berawal dari semester 1 kuliah, suatu peristiwa yang kuingat sampai sekarang mengenai akhwat membelalakkan mataku, hingga takjub dengan keistiqomahan mereka. Seorang dari temanku yang notabene “akhwat” mengajakku ke sebuah tempat. Kami berdua adalah dalam sebuah organisasi dan waktu itu ada acara tugas dari organisasi. Yaitu menghadiri sebuah rapat di Undip bawah. Gak kupercaya, sungguh dia waktu itu naik bis sendirian dan aku naik motor. Sama sekali dia tak akan mau membonceng motor lelaki yang bukan muhrim dengannya. Padahal jarak tempat lumayan jauh. Subhanallah. Semakin bertambah imanku sejak saat itu. Pernah suatu ketika aku dipaksa teman-temanku untuk memboncengi seorang wanita saat angkatan kami akan pulang dari berlibur ke Magelang, tapi mau gimana aku istiqomah untuk menolak hal itu dan akhirnya dicarikan solusi dan aku tak jadi memboncengi wanita.

Kembali ke hal akhwat, (aduh, topiknya sensitif nih). Jujur aku agak gimana gitu ngomongin tentang akhwat, kayak mau cari jodoh aja, wakakaka. Betewe, mengenai jodoh ada sebuah hadist bagus buat pedoman para pria mencari pendamping hidupnya, ntar di bagian paling akhir ya. 

Intinya menurutku sih, makna akhwat cukup simpel, yaitu “wanita yang sholehah / wanita yang taat beragama”. Jadi, konklusinya menurut hadist Rasulullah yang pertama tadi, akhwat bisa tuh masuk kategori “sebaik-baik perhiasan”. Insyaallah.

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Perempuan itu dinikahi karena empat hal, yaitu: harta, keturunan, kecantikan, dan agamanya. Dapatkanlah wanita yang taat beragama, engkau akan berbahagia." Muttafaq Alaihi dan Imam Lima.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar