Rabu, 15 Desember 2010

Tak Masalah Gagal Bayar, Itung-itung Sewa

Sewaktu di bengkel, saya melihat ada pengendara sepeda motor yang diberhentikan oleh dua orang. Yang satu berperawakan seperti petugas dari kepolisian. Saya mengira pengendara itu ditindak karena tak memakai helm. Tapi anehnya dua petugas itu tidak berseragam dinas.
Bapak di sebelah saya tiba-tiba bersuara, "Akhirnya ketemu juga."

Saya bertambah heran. Apanya yang ketemu?

Bapak itu berkata lagi, seperti tau keheranan saya, "Sudah lama dua orang itu mencari, eh ketemu juga disini. Sepeda motor itu bermasalah, sudah lama tidak membayar cicilan."

Oh, saya mengerti. Sudah sering saya mendengar, ada petugas khusus dari lembaga pemberi kredit yang khusus menciduk sepeda motor nasabah yang bermasalah. Para petugas tak segan-segan mengambil sepeda motor dimana pun tempatnya. Entah itu di tempat parkir umum, di pasar, atau di jalan seperti yang baru saja saya lihat.

Kredit sepeda motor memang rawan macet. Pasalnya, banyak nasabah yang berasal dari kalangan menengah ke bawah. Mereka sebenarnya tak mampu melunasi cicilannya per bulan. Lalau mengapa mereka mengambil kredit?

Diskusi kami, para pelanggan di bengkel, pun sampai ke pertanyaan itu. Bapak di sebelah saya tadi bilang, "Gimana nggak mau, syarat mengambil kredit kan mudah sekali. Tanpa uang muka dan agunan pun jadi."

"Tapi mengapa mereka berani ambil kalau tau nggak bisa bayar," tanya saya.

"Ya itung-itung sewa lah Dik. Lumayan, sebulan-dua bulan bisa makek motor baru. Setelah itu mau diambil ya silahkan."

Ternyata, godaan memiliki sepeda motor itu begitu besar. Apalagi mode-model baru selalu bermunculan. Iklan sepeda motor juga gencar dan sangat agresif. Jualan sepeda motor seperti jualan kacang goreng. Pernah waktu ada survey di daerah terpencil, saya melihat salah satu produsen sepeda motor sampai keliling kampung menawarkan dagangannya.

Pantas saja, tahun 2008 yang lalu penjualan sepeda motor mencapai 6,2 juta unit atau hampir 17 ribu sepeda motor per harinya. Meski menurun, penjualan sepeda motor tahun 2009 diprediksi sekitar 4,5 sampai 5 juta.

Penjualan itu sebagian besarnya dilakukan dengan cara kredit, baik oleh bank maupun lembaga pembiayaan. Potensi kredit macetnya sekitar 3 persen. Kalau dihitung perharinya, rata-rata ada sekitar 350 sampai 400 ribu sepeda motor yang bermasalah per harinya. Bisa dimengerti, jika ada petugas khusus yang menciduk sepeda motor yang bermasalah.

Tapi syukurlah, pengendara sepeda motor yang ketangkap itu tidak ditinggal begitu saja di jalan. Petugas masih mau mengantarnya pulang.

Sumber:
Data: Kredit Macet di Jalur Sepeda Motor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar